Home » , , , , » Warga Tionghoa Muslim Dukung Ahok Bukan Karena Etnis

Warga Tionghoa Muslim Dukung Ahok Bukan Karena Etnis

Posted by Berita Terbaru dan Terupdate on Rabu, 21 Desember 2016


Agen Poker - Dua jam setelah sidang hakim Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selesai, organisasi Muslim Tionghoa Indonesia (Musti) mengadakan upacara penghargaan untuk Rizieq Shihab, ketua Front Pembela Islam mengartikulasikan bahwa Ahok dipenjara.

 agen poker


Kepala Muslim Tionghoa Indonesia (Musti), Jusuf Hamka, mengklaim pandangan yang bertentangan dengan Ahok meskipun kedua keturunan Cina.

"Kedekatan etnis saya sama Ahok, sama-sama keras. Tapi, itu bukan yang saya lihat itu. Saya melihatnya sebagai orang yang tepat individu (untuk memilih). Tapi itu tidak berarti musuh Ahok, musuh saya. Kemudian saya harus berteman dengan temannya Ahok? Tidak juga, "kata Jusuf.

Orang yang masuk Islam pada tahun 1981 dan diundang organisasi anggota untuk bersekutu dengan Ahok atau membuat penghargaan untuk Ahok.

"Belajar untuk mendidik mereka, bagaimana demokrasi dengan sopan, baik. Bukan karena musuh di begitu dan begitu, kami pergi bersama bermusuhan. Orang yang suka di begitu dan begitu, kita adalah bagian dari itu. Keragaman ini, keragaman yang harus kita tetap benar-benar, "dia berkata.

Agen Domino - Sebagai keturunan Muslim dan Cina, Joseph mengaku tidak memiliki konflik batin ketika Ahok dituntut kasus yang berkaitan dengan penghujatan Islam.

"Hanya jika ada keseleo-slip lidah, saya berharap tidak berdampak pada Cina lainnya etnis Cina. Fokus saja secara hukum, finish. Saya tidak ikut campur," kata Jusuf.

Mendukung etnis Cina

Di sisi lain, meskipun sekarang Ahok diadili dalam kasus penghujatan, dukungan dari etnis Cina terus mengalir.

Lenny Kurniati, seorang etnis Cina yang menjadi penyidik ​​Ahok, mengatakan ia dan keluarganya secara pribadi bersedia untuk menghabiskan demi mendukung Ahok. Namun, menurut dia, sikap itu bukan karena latar belakang etnis yang umum.

"Ini bukan karena etnis, bukan karena agama, tapi untuk pemerintahan yang bersih. Bahkan jika Ahok tidak etnis Cina, misalnya, kita masih akan mendukung," kata Lenny.



Agen Domino Online - Ketika ditanya apakah ia dan keluarganya akan terus mendukung Ahok, meskipun pria asal Belitung itu kini menjalani persidangan, Lenny memberikan analogi.

"Sebuah sinar tidak akan padam hanya karena dalam batas-batas apapun, meskipun batas-batas penjara yang harus dihadapi," katanya.

Lenny menyadari bahwa rata-rata keluarga Cina di Indonesia, seperti keluarga, tidak acuh tak acuh terhadap Indonesia karena diskriminasi politik mengalami selama bertahun-tahun.

"Saya dari rasa kecil dari prasangka, saya merasa hidup sebagai minoritas, dengan pengalaman yang tidak enak. Dari kecil kita sudah begitu banyak pengalaman buruk. Jadi bagi kita bangga menjadi warga negara Indonesia, dibutuhkan waktu, benar-benar membutuhkan waktu, "cerita.

Namun, ia mengacu pada sosok Ahok sebagai pengubah sikap tersebut.

"Ahok telah maju beberapa langkah ke depan dan ia menjadi panutan, sebagai contoh bagi kita bahwa kita bisa melakukan perubahan," katanya.

Aktif dalam politik

Agen Poker Online - Penjelasan tentang sikap politik rakyat China menyatakan Leo Suryadinata, peneliti politik yang telah menulis sebuah buku tentang warga Tionghoa di Indonesia, seperti "Minoritas Dilema Cina" dan "Pemikiran Politik Etnis Tionghoa di Indonesia 1900-2002".

Menurut dia, warga Cina yang terlibat lebih aktif dalam politik sejak Soeharto lengser pada tahun 1998. Namun, itu tidak berarti bahwa warga China selalu mendukung tokoh sekutu dari politisi Cina, seperti Ahok.

"Warga China bukanlah kelompok yang homogen. Mereka adalah kelas yang berbeda, agama yang berbeda, budaya yang berbeda. Nilai-nilai juga berbeda," kata Leo, yang sekarang menjadi peneliti Institut Studi Asia Tenggara di Singapura.

Ini juga menjelaskan mengapa ada pro dan kontra dari orang-orang Cina terhadap Ahok.

"Warga China yang mendukung Ahok mungkin memiliki nilai umum, bahkan jika agama lain. Ada juga karena kepentingan kelas, kepentingan ekonomi, dan tidak ingin bentrokan agama, mereka tidak mendukung Ahok," kata Leo.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik sensus tahun 2010, jumlah penduduk Jakarta mencapai 9,6 juta orang. Dari jumlah itu, 632.000 dari mereka adalah etnis Cina.


SHARE :
CB Blogger